Minggu, 13 Juli 2014

Berwisata Candi Cangkuang

Candi cangkuang adalah candi hindu yang terdapat di kampung pulo wilayah Cangkuang, kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali di temukan di tatar sunda serta merupakan satu satunya candi hindu di tatar sunda. candi ini terletak bersebelah dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk desa cangkuang. walaupun hampir bisa di pastikan bahwa candi ini merupakan peninggalan agama hindu (kira-kira abad ke 8 M), yang mengherankan adalah adanya pemakaman islam di sampingnya.

bagi anda yang belum pernah merasakan berwisata ke Candi Cangkuang, saya akan sajikan pengalaman perjalan saya menuju Situ Candi Cangkuang.
Candi Cangkuang

1. Perahu Rakit
Desa cangkuang di kelilingi empat gunung besar di jawa barat, yaitu Gunung Haramun, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur, nama candi cankuang di ambil dari dari nama desa cangkuang, kata "cangkuang" sendiri adalah nama tanaman sejenis pandan (pandanus furcatus), yang banyak terdapat di sekitar makam, Embah Dalem Arief Muhammad, leluhur kampung pulo. Cagar budaya cangkuang terletak di sebuah daratan di tengah danau kecil (atau dalam kata lain di sebut Situ), sehingga untuk mencapai tempat tersebut melalui jalur utama, pengunjung harus menyebrang dengan menggunakan rakit, layaknya angkot yang lagi ngetem, rakit belum bisa di ijinkan jalan sebelum pengunjung rakit tersebut terisi penuh penumpang, rakit tersebut melaju menggunakan tongkat panjang yang ditancapkan ke dasar danau lalu mendorongnya, maka jangan terkejut bila cara memberhentikan rakit dengan cara menabrakan ke tepi daratan.

2. Pasar
pasar
setelah selesai menuju daratan di tengah danau, pengunjung akan di arahkan menuju pasar terlebih dahulu, di sana terdapat banyak dagangan mulai dari pedagang kaki lima, pedagang makanan,  maupun pedagang penjual aksesoris seperti candi cankuang dari kayu, perahu rakitan dari kayu, tas, jaket kulit dan aksesoris lainnya.








3. Rumah Adat Kampung Pulo
Rumah Adat 


Kampung pulo merupakan suatu perkampungan yang terdapat di dalam pulau di tengah kawasan situ cangkuang. kampung pulo ini sendiri terletak di desa cangkuang, kampung cikajar, kecamatan leles, kabupaten garut propinsi jawa barat. setelah melewati pasar, pengunjung di arahkan menuju seuatu perkampungan dengan sebutan Rumah Adat Kampung Pulo,yang menarik di sini rumah adat kampung pulo hanya terdiri dari 6 rumah dan 1 masjid, dimana rumah adat tersebut tersusun 3 rumah dikiri dan 3 rumah di kanan yang saling berhadapan, dan ada pula 1 Masjid, dan terdapat satu sumur. jika pengunjung mau melakukan wudlu untuk ibadah di masjid ini, harus menimba air sumur terlebih dahulu.
Masjid Adat Kampung Pulo
menurut cerita rakyat, masyarakat kampung pulo dulunya beragama hindu, lalu Embah Dalem Arief Muhammad singgah di daerah ini karena terpaksa mundur karena mengalami kekalahan pada penyerangan terhadap belanda. karena kekalahan ini embah dalem arif muhammad tidak mau kembali ke mataram karena malu dan takut pada Sultan Agung, beliau mulai menyebarkan agama islam pada masyarakat kampung pulo. Embah Dalem Arif Muhammad berserta kawan-kawannya menetap di daerah cangkuang yaitu kampung pulo, sampai beliau wafat dan dimakamkan di kampung pulo, beliau meninggalkan 6 orang anak wanita dan satu orang pria, oleh karena itu, di kampung pulo terdapat 6 buah rumah adat yang berjejer saling berhadap hadapan, masing-masing 3 di kiri dan 3 di kanan dan satu Masjid.

4.Candi Cangkuang.
Candi Cangkuang dan Makam
inilah puncak wisata, pengunjung akan terarah menuju candi cangkuang setelah melewati rumah adat kampung pulo. pemandangan yang indah dimana pengunjung akan serasa berada di sebuah alam dengan candi di sebelah, serta merta melihat pemandangan nuansa gunung serta kemilauan sebuah danau.
Bangunan candi cangkuang yang sekarang dapat di saksikan merupakan hasil pemugaran yang diresmikan pada tahun 1978. Candi cangkuang sebagaimana terlihat sekarang ini, sesungguhnya adalah hasil rekayasa rekontruksi, sebab bangunan aslinya hanyalah 40%-an, oleh sebab itu, bentuk bangunan candi cangkuang yang sebenarnya belum di ketahui. didalam candi terdapat arca dengan posisi sedang bersila, para ahli menganggap bahwa ini adalah arca siwa, kedua tangannya menengadah di atas paha, pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telingan, keadaan arca ini sudah rusak, wajahnya datar, bagian tangan hingga pergelangannya telah hilang. selain candi, terdapat sebuah makam kuno kira-kira 3 meter dari candi yaitu makam embah dalem arief muhammad pemuka agama islam.
selain untuk melihat candi dan makam kuno di situ cangkuang juga terdapat museum yang banyak menyimpan bersejarah penyebaran agama islam, seperti kitab Al-Quran terbuat dari kulit kayu, Naskah khotbah terbuat dari kulit kambing, kitab Ilmu Fiqih terbuat dari kulit kayu, Lukisan Ilustrasi Embah dalem Arief muhammad, Daftar Makam-makam Keramat, Daftar Nama-Nama Kuncen dari tahun 1882 sd saat ini, Hingga Photo-photo Penampakan di sekitar Situ Cangkuang, dan lain-lainnya. Tak Jauh di sekitar candi cangkuang juga terdapat sebuah kursi dan meja yang terbuat dari batu dan makam-makam keramat.

walaupun  hanya merupakan sebuah kampung kecil dengan sebuah situs candi kecil namun situs budaya dan sejarah candi cangkuang garut tetaplah sangat menarik untuk di kunjungi oleh para wisatawan.

Al-Quran




Pemandangan dari Tepian Situ Cangkuang